
di sebuah desa dibali tepatnya di desa patas kecamatan gerokgak,kabupaten buleleng,di desa itulah saya dilahirkan,pada tgl 20 pebruari 1981,saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana,dari 5 bersaudara saya anak paling bungsu,bapak seorang purnawirawan POLRI,ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga,dan sekarang kedua orang tua saya sudah tiada
Untuk menghidupi ke 5 anaknya tentunya orang tua saya harus banting tulang,dari kebutuhan sehari hari sampai biaya sekolah,sebagai istri tentu ibu saya sangat paham dengan penghasilan suaminya yang pada jaman itu penghasilan hanya pas-pasan.Ibu saya mempunyai usaha kecil kecilan dengan berjualan nasi disekolah,saya tiap malam membantu ibu saya menyiapkan segala bahan yang akan dimasak buat besok pagi,kemudian saya belajar dilanjutkan istirahat malam,kemudian besok paginya saya bangun mengantar nasi bungkus kesekolah sekolah dengan menganyuh sepeda,pernah suatu hari sepeda yang saya kendarai masuk parit gara gara mata masih ngantuk,akhirnya nasi bungkus 2 kresek besar basah kuyup,ibu saya hanya tersenyum melihat anak nya pulang dalam kondisi basah,saya tahu ibu saya pasti kecewa karena modalnya tidak kembali gara gara masuk parit.
singkat cerita setelah menyelesaikan sekolah menengah atas (SMA) saya tertarik dengan profesi ayah saya yaitu mengabdi untuk nusa dan bangsa,karena untuk melanjutkan kejenjang pendidikan lebih atas terbentur masalah biaya,akhirnya saya putuskan daftar di kepolisian pada tahun 2000,seleksi demi seleksi saya ikuti dengan semangat tapi apa mau dikata keberuntungan tidak memihak ke saya,saya dinyatakan gagal.
Sebagai manusia biasa tentu saya sangat kecewa,tapi saya terus berdoa supaya saya diberikan jalan yang terbaik yang sesuai dengan kemampuan saya,akhirnya saya putuskan untuk merantau ke manado sulawesi utara ikut saudara disana,disana saya harus menyesuaikan diri dengan kultur dan budaya disana,1 minggu baru saya bisa menyesuaikan,apalagi dengan bubur khas manado dulu tidak suka sekarang malah nyari nyari bubur itu,kadang kangen juga sama manado.
seiring berjalan waktu ada teman saya membawa brosur pendaftaran tamtama TNI-AU,saya coba daftar,Puji Tuhan perjalanan saya mulus,saya bisa mengikuti pantokhir pusat di solo,disana saya kembali bersaing dengan rekan rekan dari seluruh indonesia,test dari awal lagi,kata pepatah kalau jodoh tak kan kemana,saya dinyatakan lulus dalam test,saya senang bercampur haru,akhirnya saya pendidikan,setelah selesai pendidikan tahun 2002 saya kira cukup sampai disitu,ternyata berlanjut lagi,badai pasti berlalu tapi dilanjut puting beliung,karena saya dapat korps pasukan.
saya kembali masuk dunia baru,apa itu pasukan?ternyata tidak gampang menjadi pasukan tempur,harus menempuh pendidikan lanjutan PARA KOMANDO,setelah semuanya selesai saya ditempatkan di Batalyon Komando 465 Paskhas sampai sekarang,saya bangga karena putra bali jarang ada yang menjadi Paskhas,satu kata....KOMANDO!!!!!!!terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar